Kian hari, industri kecantikan di Indonesia terus berkembang pesat. Pertumbuhan
ekonomi kelas menengah yang terus berkembang dan pangsa pasar yang luas,
membuat sektor ini amat menjanjikan. Saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara
prioritas dalam hal pengembangan pasar baru, bersama Cina, India, dan Brasil.
Konon, saat ini, sedikitnya ada 100 ribu salon di seluruh Indonesia belum termasuk salon
yang di pelosok-pelosok. Jika rata-rata satu salon menyerap 10 orang berarti 1.000.000
tenaga kerja terserap di bisnis ini.
Itu baru dari sektor salon. Padahal keberadaan salon erat kaitannya dengan industri
kosmetik. Karena selain menawarkan jasa, kosmetik menjadi bagian yang terpisahkan dari
eksistensi sebuah salon.
Selaras dengan itu, saat ini ada sekitar 760 industri kosmetik di Indonesia, ada 675 ribu
tenaga kerja yang diserap. Sebanyak 75 ribu di antaranya merupakan tenaga kerja langsung.
Sedangkan 600 ribu lainnya, menjadi tenaga pemasaran.
Imported Products Still Dominate
Akhir tahun lalu, L’Oreal, membangun pabrik dengan nilai investasi 1,25 triliun. Adalah
gambaran betapa pasar Indonesia sangat sexy. Sehingga, brand multinasional pun rela
mengucurkan dana dengan nilai yang fantastis!
Fakta lain, tahun 2012 pertumbuhan industri kecantikan di kisaran 12,9 persen, tahun
2013 diproyeksikan pertumbuhannya menjadi 15%.
Sayangnya, ternyata pertumbuhan tersebut masih didominasi produk import lebih tinggi
dibanding pemain lokal. Pertanyaannya, kemanakah ‘pemain lokal’?. Apakah potensi pasar
yang demikian besar tersebut akan diberikan begitu saja? Saatnya pemain lokal ‘bangun’ dan
menggarapnya lebih serius. Tentu saja itu menjadi ‘PR’ bersama.